Sebagai seorang pemuda
yang hidup dan bernafaskan tradisi, ada kebiasaan di masyarakat kami untuk
selalu memegang teguh adat istiadat dan tradisi sebagai filosofi hidup. Salah satu
contohnya adalah ungkapan, “Bajalan Betungkah Adat, Tidi Bebantal
Malu”. Arti harafiahnya adalah “Berjalan Bertongkat Adat, Tidur Berbantal
Malu”.
Kepada kaum muda selalu
ditanamkan kehormatan dirinya dan keluhuran martabat keluarganya. Tindakan seberono
dan bodoh dapat mencoreng kehormatan diri dan keluhuran martabat keluarga. Karena
itu, rasa bersalah dan berdosa akan selalu membayang-bayangi hidup bahkan
sampai ke tempat tidur. Kamar yang seharusnya menjadi tempat yang enak untuk
merebahkan badan menjadi ruang penggap karena di ruang itu rasa bersalah selalu
membayang-bayangi dan rasa malu menjadi bantal tidurnya. Tempat privasi seperti
kamar tidur menjadi pengadilan antara diri dan perbuatan.
Untuk menghindari tindakan
yang bisa mencoreng kehormatan diri dan keluhuran martabat keluarga maka
berpegangteguhlah pada adat dan tradisi. Istilah yang digunakan adalah “Bajalan Batungkah Adat”. Dalam menjalankan
aktivitas keseharian berpegangteguhlah pada adat istiadat yang telah mengajarkan
nilai-nilai persaudaraan, kekeluargaan dan kerukunan. Selain itu tongkat juga
bisa digunakan untuk menyingkirkan segala rintangan yang mengganggu perjalanan
agar hidup selalu lurus dan selaras dengan tujuan kehidupan yaitu menjadi
manusia sebagai manusia.
Karena itulah sangat
penting bagi kami para generasi muda untuk selalu menghidupi adat istiadat dan
tradisi kami. Dayak kami, subsuku Dayak Jawant adalah 1 dari 151 subsuku yang
ada di Kalimantan Barat. Sebaran penduduk suku kami ada di sepanjang Sungai
Menterap (anak Sungai Sekadau) dan desa-desa di sekitarnya yang terletak di Kecamatan Sekadau Hulu, Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat.
Suku kami mendiami beberapa desa diantaranya Roca, Boti, Sulang Botong, Mondi,
Nate Kelampe, Tapang Birah, Gintong, Engkorong, Sungai Gontin, Bongkit, Sengiang, Ensibo, Kerentak, Jangkak, Gurong dan Bunut.
Referensi:
Alloy, Sujarni, dkk. Mozaik Dayak: Keberagaman Subsuku dan Bahasa
Dayak di Kalimantan Barat. Institut Dayakologi: Pontianak, 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar