Paulus
adalah orang Yahudi perantauan yang lahir di Tarsus di tanah Kilikia. Kemungkinan
ia lahir antara tahun 3-10 M, karena ketika peristiwa Stefanus, ia dikatakan
masih muda (Kis. 7:57). Orang tua Paulus berkebangsaan Yahudi dari Suku
Benyamin (Rom. 11:1; Flp 3:5). Menurut St. Hieronimus, orang tua Paulus berimigrasi
ke Tarsus dari Palestina. Kemungkinan keluaraganya cukup mampu sehingga dapat
memberikan pendidikan yang baik kepada Paulus. Ia belajar tentang hukum taurat
dan tradisi Israel di bawah bimbingan Gamaliel, namun tidak diketahui bagaimana
pendidikan dasarnya. Paulus juga fasih berbahasa Yunani. Dari tulisan-tulisannya,
kita bisa melihat gaya sastra Yunani yang ia gunakan, “Di dalam Dia kita hidup, kita bergerak dan kita ada” (Kis 17:28)
berasal dari perkataan Epidemes dari Kreta (550-449 BC). Kata lanjutannya
adalah “Sebab kita semua adalah keturunan
Allah juga” (Kis. 17:28) berasal dari Aratus (310-240 BC) atau Cleanthes (320-230
BC). Frederick William Farrar beranggapan bahwa bahasa dan gaya sastra Yunani
yang didapat oleh Paulus berasal dari sekolah formal yang dia tempuh. Tetapi Fernand
Prat beranggapan bahasa Yunani Paulus berasal dari kebiasaan sehari-hari.
Karena
keyakinannya akan ajaran yang dia anut maka dia giat bekerja bagi Allah. Ia
melakukan suatu perjalanan menuju ke Damsyik[1]
dengan membawa surat kuasa dari Imam Besar kepada majelis-majelis Yahudi di
sana dengan tujuan untuk menangkap para pengikut (baik laki-laki maupun
perempuan) Yesus agar di bawa ke Yerusalem untuk di hukum. Ketika sudah
mendekati Damsyik, waktu tengah hari, tiba-tiba cahaya yang menyilaukan dari
langit mengelilinginya. Maka rebahlah ia ke tanah dan ia mendengar suara yang
berkata kepadanya: Saulus[2],
Saulus mengapa engkau menganiaya Aku?
Jawab
Saulus: siapakah Engkau, Tuhan?
kataNya:
Akulah Yesus orang Nazaret yang kauaniaya itu.
Mereka
yang menyertai Saulus melihat cahaya itu namun suara Dia yang berkata kepadanya
tidak mereka dengar.
Saulus
berkata: Tuhan, apakah yang harus kuperbuat?
Kata
Tuhan kepadanya: Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan diberitahukan
kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu.
Karena
Saulus tidak dapat melihat oleh karena cahaya yang menyilaukan mata itu, maka
kawan-kawan seperjalanannya memegang tangannya dan menuntun dirinya ke Damsyik.
Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan
dan minum. Di situ ada seorang yang bernama Ananias, seorang saleh yang menurut
hukum Taurat dan terkenal baik diantara semua orang Yahudi yang ada di daerah
itu namun ia telah menjadi murid Tuhan.
Firman
Tuhan kepadanya dalam suatu pengelihatan: Ananias!
Jawabnya:
Ini aku, Tuhan!
Firman
Tuhan: Mari pergi ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas
seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa dan dalam suatu
pengelihatan ia melihat bahwa seorang bernama Ananias masuk ke dalam rumah dan
menumpangkan tangannya ke atasnya supaya ia dapat melihat lagi.
Jawab
Ananias: Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa
banyak kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudusMu di Yerusalem.
Dan ia datang kemari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap
semua orang yang memanggil namaMu.
Tetapi
Firman Tuhan kepadanya: Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagiKu
untuk memberitakan namaKu kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan
orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya betapa banyak
penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena namaKu.
Lalu
pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu.
Ia
berdiri dekat Saulus dan berkata: Saulus saudaraku, Tuhan Yesus yang telah
menampakan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui telah menyuruh aku datang
kepadamu supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus. Lalu
katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui
kehendakNya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar
dari mulutNya. Sebab engkau harus menjadi saksiNya terhadap semua orang tentang
apa yang engkau lihat dan yang kaudengar. Ketika itu gugurlah selaput dari
matanya dan ia dapat melihat lagi. Sekarang mengapa engkau masih ragu-ragu?
Bangunlah dan berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru
kepada Tuhan! Setelah ia makan maka pulihlah kekuatannya. Ia tinggal beberapa
hari di situ sambil memberitakan di rumah-rumah ibadat bahwa Yesus adalah Anak
Allah.
Namun
semua orang yang mendengarkan dia menjadi heran dan berkata: Bukankah orang ini
yang mau membinasakan semua orang yang memanggil nama Yesus di Yerusalem?
Bukankah maksud kedatangannya ke sini untuk menangkap semua orang dan membawa
mereka ke hadapan imam-imam kepala? Tetapi ia makin besar pengaruhnya dan
membingungkan orang Yahudi yang ada di Damsyik karena ia membuktikan bahwa Yesus
adalah Mesias. Beberapa hari kemudian orang Yahudi berunding untuk menangkap
dan membinasakan dia. Siang malam mereka mengawal semua pintu gerbang kota
supaya dapat membunuh dia. Rencana pembunuhan dirinya diketahui olehnya maka
dengan bantuan para murid yang ada di situ, ia diturunkan dari tembok kota
dengan menggunakan keranjang. Ia kembali ke Yerusalem.
Ketika
dia sedang berdoa di Bait Allah, rohnya diliputi kuasa Ilahi. Saulus melihat
Dia yang berkata kepadanya: Lekaslah, segeralah tinggalkan Yerusalem, sebeb
mereka tidak akan menerima kesaksianmu tentang Aku. Jawab Saulus: Tuhan, mereka
tahu bahwa akulah yang pergi dari rumah ibadat yang satu ke rumah ibadat yang
lain dan yang memasukan mereka yang percaya kepadaMu ke dalam penjara dan
menyesah mereka. Dan ketika darah Stefanus saksiMu itu ditumpahkan, aku ada di
situ dan menyetujui perbuatan itu dan aku menjaga pakaian mereka yang
membunuhnya. Tetapi kata Tuhan kepada Saulus: Pergilah sebab Aku mengutus
engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain.
Kisah
perjalanan hidup dan pewartaan Paulus tentang Yesus sebagai Putra Allah yang
hidup dan Mesias telah membuat banyak orang berbalik kepada Allah dan percaya
kepada Kristus. Dia adalah seorang pewarta Firman yang ulung dari Yerusalem
sampai ke Roma. Sejarah Gereja mencatat Paulus meninggal pada tahun 64-67 M,
sebagaimana yang dicatat oleh Eusebius. Beliau juga mencacat kalau kematian
Rasul Petrus dan Paulus di bawah penganiayaan kaisar Nero. Rasul Petrus wafat
dengan cara di salib terbalik, sedangkan Paulus dengan dipenggal kepalanya.
Referensi
Eusebius,
History of Church, book II, ch. 25.
http://www.katolisitas.org/latar-belakang-rasul-paulus/
Kisah
ini disadur dari Kisah Para Rasul 9:1-30; 22:4-21; 26:10-20.
Laur,
Gebhard M Heyder a. S., Paul of Tarsus,
translate by Herman Mueller, SVD. Manila: Logos Publication, 1994.