Kamis, 05 Januari 2017

Paulus dan Panggilannya



Paulus adalah orang Yahudi perantauan yang lahir di Tarsus di tanah Kilikia. Kemungkinan ia lahir antara tahun 3-10 M, karena ketika peristiwa Stefanus, ia dikatakan masih muda (Kis. 7:57). Orang tua Paulus berkebangsaan Yahudi dari Suku Benyamin (Rom. 11:1; Flp 3:5). Menurut St. Hieronimus, orang tua Paulus berimigrasi ke Tarsus dari Palestina. Kemungkinan keluaraganya cukup mampu sehingga dapat memberikan pendidikan yang baik kepada Paulus. Ia belajar tentang hukum taurat dan tradisi Israel di bawah bimbingan Gamaliel, namun tidak diketahui bagaimana pendidikan dasarnya. Paulus juga fasih berbahasa Yunani. Dari tulisan-tulisannya, kita bisa melihat gaya sastra Yunani yang ia gunakan, “Di dalam Dia kita hidup, kita bergerak dan kita ada” (Kis 17:28) berasal dari perkataan Epidemes dari Kreta (550-449 BC). Kata lanjutannya adalah “Sebab kita semua adalah keturunan Allah juga” (Kis. 17:28) berasal dari Aratus (310-240 BC) atau Cleanthes (320-230 BC). Frederick William Farrar beranggapan bahwa bahasa dan gaya sastra Yunani yang didapat oleh Paulus berasal dari sekolah formal yang dia tempuh. Tetapi Fernand Prat beranggapan bahasa Yunani Paulus berasal dari kebiasaan sehari-hari.

Karena keyakinannya akan ajaran yang dia anut maka dia giat bekerja bagi Allah. Ia melakukan suatu perjalanan menuju ke Damsyik[1] dengan membawa surat kuasa dari Imam Besar kepada majelis-majelis Yahudi di sana dengan tujuan untuk menangkap para pengikut (baik laki-laki maupun perempuan) Yesus agar di bawa ke Yerusalem untuk di hukum. Ketika sudah mendekati Damsyik, waktu tengah hari, tiba-tiba cahaya yang menyilaukan dari langit mengelilinginya. Maka rebahlah ia ke tanah dan ia mendengar suara yang berkata kepadanya: Saulus[2], Saulus mengapa engkau menganiaya Aku?
Jawab Saulus: siapakah Engkau, Tuhan?
kataNya: Akulah Yesus orang Nazaret yang kauaniaya itu.

Mereka yang menyertai Saulus melihat cahaya itu namun suara Dia yang berkata kepadanya tidak mereka dengar.

Saulus berkata: Tuhan, apakah yang harus kuperbuat?
Kata Tuhan kepadanya: Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu.

Karena Saulus tidak dapat melihat oleh karena cahaya yang menyilaukan mata itu, maka kawan-kawan seperjalanannya memegang tangannya dan menuntun dirinya ke Damsyik. Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. Di situ ada seorang yang bernama Ananias, seorang saleh yang menurut hukum Taurat dan terkenal baik diantara semua orang Yahudi yang ada di daerah itu namun ia telah menjadi murid Tuhan.

Firman Tuhan kepadanya dalam suatu pengelihatan: Ananias!
Jawabnya: Ini aku, Tuhan!
Firman Tuhan: Mari pergi ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa dan dalam suatu pengelihatan ia melihat bahwa seorang bernama Ananias masuk ke dalam rumah dan menumpangkan tangannya ke atasnya supaya ia dapat melihat lagi.
Jawab Ananias: Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyak kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudusMu di Yerusalem. Dan ia datang kemari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil namaMu.
Tetapi Firman Tuhan kepadanya: Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagiKu untuk memberitakan namaKu kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena namaKu.

Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu.
Ia berdiri dekat Saulus dan berkata: Saulus saudaraku, Tuhan Yesus yang telah menampakan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui telah menyuruh aku datang kepadamu supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus. Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendakNya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulutNya. Sebab engkau harus menjadi saksiNya terhadap semua orang tentang apa yang engkau lihat dan yang kaudengar. Ketika itu gugurlah selaput dari matanya dan ia dapat melihat lagi. Sekarang mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah dan berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada Tuhan! Setelah ia makan maka pulihlah kekuatannya. Ia tinggal beberapa hari di situ sambil memberitakan di rumah-rumah ibadat bahwa Yesus adalah Anak Allah.

Namun semua orang yang mendengarkan dia menjadi heran dan berkata: Bukankah orang ini yang mau membinasakan semua orang yang memanggil nama Yesus di Yerusalem? Bukankah maksud kedatangannya ke sini untuk menangkap semua orang dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala? Tetapi ia makin besar pengaruhnya dan membingungkan orang Yahudi yang ada di Damsyik karena ia membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias. Beberapa hari kemudian orang Yahudi berunding untuk menangkap dan membinasakan dia. Siang malam mereka mengawal semua pintu gerbang kota supaya dapat membunuh dia. Rencana pembunuhan dirinya diketahui olehnya maka dengan bantuan para murid yang ada di situ, ia diturunkan dari tembok kota dengan menggunakan keranjang. Ia kembali ke Yerusalem.

Ketika dia sedang berdoa di Bait Allah, rohnya diliputi kuasa Ilahi. Saulus melihat Dia yang berkata kepadanya: Lekaslah, segeralah tinggalkan Yerusalem, sebeb mereka tidak akan menerima kesaksianmu tentang Aku. Jawab Saulus: Tuhan, mereka tahu bahwa akulah yang pergi dari rumah ibadat yang satu ke rumah ibadat yang lain dan yang memasukan mereka yang percaya kepadaMu ke dalam penjara dan menyesah mereka. Dan ketika darah Stefanus saksiMu itu ditumpahkan, aku ada di situ dan menyetujui perbuatan itu dan aku menjaga pakaian mereka yang membunuhnya. Tetapi kata Tuhan kepada Saulus: Pergilah sebab Aku mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain.

Kisah perjalanan hidup dan pewartaan Paulus tentang Yesus sebagai Putra Allah yang hidup dan Mesias telah membuat banyak orang berbalik kepada Allah dan percaya kepada Kristus. Dia adalah seorang pewarta Firman yang ulung dari Yerusalem sampai ke Roma. Sejarah Gereja mencatat Paulus meninggal pada tahun 64-67 M, sebagaimana yang dicatat oleh Eusebius. Beliau juga mencacat kalau kematian Rasul Petrus dan Paulus di bawah penganiayaan kaisar Nero. Rasul Petrus wafat dengan cara di salib terbalik, sedangkan Paulus dengan dipenggal kepalanya.


Referensi

Eusebius, History of Church, book II, ch. 25.
http://www.katolisitas.org/latar-belakang-rasul-paulus/
Kisah ini disadur dari Kisah Para Rasul 9:1-30; 22:4-21; 26:10-20.
Laur, Gebhard M Heyder a. S., Paul of Tarsus, translate by Herman Mueller, SVD. Manila: Logos Publication, 1994.






[1] Damsyik saat ini adalah Damaskus, ibu kota Suriah.
[2] Setelah Kisah Para Rasul 13:9, sebutan Saulus tidak muncul lagi kecuali di Kis 26:10-20 dimana Paulus menceritakan kisah perutusannya di hadapan raja Agripa. Para penulis Kristen lebih menggunakan sebutan Paulus daripada Saulus.

Selasa, 03 Januari 2017

Filosofi Pemuda Dayak Jawant




Sebagai seorang pemuda yang hidup dan bernafaskan tradisi, ada kebiasaan di masyarakat kami untuk selalu memegang teguh adat istiadat dan tradisi sebagai filosofi hidup. Salah satu contohnya adalah ungkapan, Bajalan Betungkah Adat, Tidi Bebantal Malu”. Arti harafiahnya adalah “Berjalan Bertongkat Adat, Tidur Berbantal Malu”.

Kepada kaum muda selalu ditanamkan kehormatan dirinya dan keluhuran martabat keluarganya. Tindakan seberono dan bodoh dapat mencoreng kehormatan diri dan keluhuran martabat keluarga. Karena itu, rasa bersalah dan berdosa akan selalu membayang-bayangi hidup bahkan sampai ke tempat tidur. Kamar yang seharusnya menjadi tempat yang enak untuk merebahkan badan menjadi ruang penggap karena di ruang itu rasa bersalah selalu membayang-bayangi dan rasa malu menjadi bantal tidurnya. Tempat privasi seperti kamar tidur menjadi pengadilan antara diri dan perbuatan.

Untuk menghindari tindakan yang bisa mencoreng kehormatan diri dan keluhuran martabat keluarga maka berpegangteguhlah pada adat dan tradisi. Istilah yang digunakan adalah “Bajalan Batungkah Adat”. Dalam menjalankan aktivitas keseharian berpegangteguhlah pada adat istiadat yang telah mengajarkan nilai-nilai persaudaraan, kekeluargaan dan kerukunan. Selain itu tongkat juga bisa digunakan untuk menyingkirkan segala rintangan yang mengganggu perjalanan agar hidup selalu lurus dan selaras dengan tujuan kehidupan yaitu menjadi manusia sebagai manusia.

Karena itulah sangat penting bagi kami para generasi muda untuk selalu menghidupi adat istiadat dan tradisi kami. Dayak kami, subsuku Dayak Jawant adalah 1 dari 151 subsuku yang ada di Kalimantan Barat. Sebaran penduduk suku kami ada di sepanjang Sungai Menterap (anak Sungai Sekadau) dan desa-desa di sekitarnya yang terletak di Kecamatan Sekadau Hulu, Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat. Suku kami mendiami beberapa desa diantaranya Roca, Boti, Sulang Botong, Mondi, Nate Kelampe, Tapang Birah, Gintong, Engkorong, Sungai Gontin, Bongkit, Sengiang, Ensibo, Kerentak, Jangkak, Gurong dan Bunut.


Referensi:
Alloy, Sujarni, dkk. Mozaik Dayak: Keberagaman Subsuku dan Bahasa Dayak di Kalimantan Barat. Institut Dayakologi: Pontianak, 2008.